New Year, New Life

4 01 2011

Ada yang beda di tahun baru kali ini. Bukan perayaannya, karena saya hampir tidak pernah merayakan pergantian tahun. Begitu juga dengan tahun baru kali ini. Sebelum tengah malam saya sudah tertidur pulas, walau sempat dibangunkan suara kembang api yang bersahutan. Maklum, rumah kami dekat sekali dengan tempat hiburan yang dari tahun ke tahun selalu merayakan pergantian tahun dengan gegap gempita. Salah satu pusat perayaan tahun baru di Jakarta.

Itu rumah kami yang dulu. Rumah yang kami beli bahkan sebelum kami menikah. Rumah yang selalu menjadi tempat istirahat selama lebih dari 3 tahun. Rumah mungil yang sudah kami tambah dan poles sedikit demi sedikit.

Rasanya baru kemarin, ketika kami pertama kali menempati rumah itu. Belum ada apa-apa, hanya sebuah rumah kosong yang mungil. Lalu mulai lah di tambah kan teralis untuk jendela-jendela depan, dan kanopi untuk memberi sedikit kesan teduh. Kemudian, dengan diskonan besar di PRJ, kami membawa pulang springbed ukuran king, isi rumah yang paling mahal saat itu.

Setelah bidadari kecil kami hampir lahir, barulah kami bisa membeli penyejuk ruangan yang sudah lama diinginkan istriku. Memang berguna ternyata, jauh lebih sejuk dari kipas angin yang kami punya sebelumnya. Tapi tetap, belum ada sebuah kotak besar berpintu yang disebut lemari pakaian, sofa, atau meja tamu.

Kemarin, tepat di hari pertama 2011, waktu itu tiba, waktu yang datang jauh lebih cepat dari perkiraan kami.

Perlu dua mobil box berukuran besar, plus beberapa bagasi mobil untuk mengangkut semua barang-barang kami ke tempat yang baru, tempat tinggal sementara. Luar biasa memang. Ternyata kami punya ‘banyak’. Jauh lebih banyak dari dahulu. Jauh lebih banyak dari yang dimiliki orang-orang lain di luar sana.

Begitu juga dengan rumah tinggal sementara yang kami tempati sejak awal tahun ini. Jauh lebih besar dari rumah mungil kami. Tapi, ternyata tidak lebih nyaman, meski fasilitas nya lebih lengkap. Memang benar kata orang, hidup itu memang butuh pengorbanan. Mungkin inilah yang harus kami lakukan sekarang. Jika sesuai rencana, calon bayi kami juga akan sempat merasakan tinggal di rumah ini, walau hanya beberapa bulan. Mungkin, di rumah ini kami harus bisa lebih belajar bersyukur. Mengingat, apa yang sudah kami dapat sampai saat ini, sungguh jauh dari saat kami memulainya dulu.